Cara Menyusun Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan, juga dikenal sebagai neraca, adalah salah satu laporan keuangan yang penting untuk memperlihatkan situasi keuangan suatu perusahaan pada suatu titik waktu tertentu.

Laporan posisi keuangan, atau neraca, memiliki beberapa fungsi penting, yaitu:

  • Menunjukkan situasi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu.
  • Membantu dalam pengambilan keputusan terkait investasi, pendanaan, dan kebijakan operasional perusahaan.
  • Membantu dalam pengajuan kredit ke bank atau lembaga keuangan lainnya.
  • Menunjukkan kinerja keuangan perusahaan dari waktu ke waktu.
  • Menunjukkan tingkat risiko keuangan yang dihadapi perusahaan.

Dengan fungsi-fungsi tersebut, laporan posisi keuangan menjadi salah satu laporan keuangan yang penting dalam mengelola suatu perusahaan dan dalam memfasilitasi komunikasi antara para pemangku kepentingan perusahaan. Maka dari itu dalam menyusun laporan posisi keuangan harus dilakukan dengan baik dan benar.

Berikut adalah cara menyusun laporan posisi keuangan:

  1. Identifikasi semua aset perusahaan, termasuk kas, investasi, piutang, inventaris, properti, dan aset tetap. Kelompokkan aset berdasarkan likuiditas, atau kemudahan aset untuk diubah menjadi uang tunai.
  2. Hitung total nilai dari setiap kelompok aset. Ini harus dilakukan dengan menghitung nilai pasar yang sebenarnya untuk setiap aset.
  3. Identifikasi semua kewajiban perusahaan, termasuk hutang dagang, hutang bank, pajak yang belum dibayar, gaji yang belum dibayar, dan pinjaman jangka panjang. Kelompokkan kewajiban berdasarkan jangka waktu pengembalian.
  4. Hitung total nilai dari setiap kelompok kewajiban.
  5. Hitung total ekuitas perusahaan dengan mengurangi total kewajiban dari total aset. Ekuitas termasuk saham biasa, laba ditahan, dan penghasilan yang belum direalisasi.
  6. Sajikan hasil perhitungan tersebut dalam format tabel, dengan aset di sebelah kiri dan kewajiban serta ekuitas di sebelah kanan.
  7. Analisis laporan posisi keuangan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini dapat membantu memperlihatkan apakah perusahaan memiliki likuiditas yang cukup, apakah memiliki hutang yang terlalu banyak, dan seberapa besar ekuitas perusahaan.
  8. Berikan penjelasan atas perubahan posisi keuangan dari waktu ke waktu jika ada. Hal ini dapat membantu para pembaca untuk memahami bagaimana posisi keuangan perusahaan telah berubah dari waktu ke waktu.
  1. Jangan lupa menyertakan catatan atas laporan posisi keuangan, yang menjelaskan lebih detail aset dan kewajiban perusahaan. Catatan ini juga dapat mencakup penjelasan atas pengaruh dari transaksi yang signifikan pada posisi keuangan perusahaan.
  2. Pastikan laporan posisi keuangan yang disusun telah memenuhi standar akuntansi yang berlaku. Standar akuntansi yang berlaku dapat berbeda-beda di setiap negara atau wilayah, oleh karena itu pastikan untuk mematuhi standar yang berlaku di wilayah perusahaan beroperasi.
  3. Terakhir, pastikan laporan posisi keuangan yang disusun dapat dipahami oleh semua pihak yang berkepentingan, termasuk para pemilik perusahaan, investor, dan pihak eksternal lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti serta menyajikan informasi yang relevan dan akurat.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat menyusun laporan posisi keuangan yang akurat dan informatif untuk membantu para pembaca memahami posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu.